Kamis, 09 Juni 2011

Heboh Mayat Jeruju

heboh mayat jeruju pontianak terjatuh di parit tidak bisa diangkat 4 hari di kubur di paritheboh mayat jeruju pontianak terjatuh di parit tidak bisa diangkat 4 hari di kubur di parit
Kehebohan sedang menggegerkan kota Pontianak! Sudah beberapa hari ini warga Pontianak digegerkan dengan berita tentang mayat yang terjatuh ke parit di pekuburan Gang Kesturi Jeruju Pontianak dan tidak bisa diangkat lagi sehingga terpaksa dikubur di parit tersebut walau kurang layak karena dipenuhi air. Simpang siur berita bikin gosipnya tambah membingungkan karena tak ada satu berita pun yang cocok mengenai latar belakang cerita, peristiwa kejadian, dan tanggal kejadiannya. Bagi yang pengen tau cerita mayat Jeruju yang ga bisa diangkat ini, simak aja artikel berikut yang aku copas dari beberapa sumber (plus gambar dan denah).
Warga Jeruju yang berada di Jalan Komyos Sudarso di kejutkan dengan sosok mayat tidak dapat diangkat selama empat hari. Pasalnya, warga setempat menemukan mayat perempuan yang sudah membusuk di samping rumah milik seorang warga, Rabu (8/6/2011) malam.
Salah satu tokoh masyarakat jeruju, Kawi (40) mengatakan, mayat tersebut merupakan warga dari Gang Pisang yang meninggal beberapa waktu lalu dan dibawa ketempat pemakaman yang tidak jauh dari pasar. Namun ketika ditandu oleh warganya, mayat tersebut jatuh kedasar tanah yang di penuhi oleh kubangan air.
Lanjut Kawi, setelah mayat itu jatuh dan ketika akan  diangkat ternyata berat sehingga tidak dapat diangkat lagi lantaran susah. Akibatnya, dengan terpaksa mayat tersebut dibiarkan begitu saja oleh warga dari Gang Pisang.
Mayat korban ditemukan Sabtu (4/6/2011) sore, sekitar pukul 16.00 wib. Ketika itu sejumlah warga mencium adanya bau busuk di sekitar rumah milik warga.
Menurut Erna (25), bau busuk itu sudah tercium sejak tiga hari sebelumnya. Karena bau itu kian menyegat, ia bersama warga lainnya lantas memeriksa area yang berada disamping rumah tersebut.
Awalnya ia mengira bau bangkai binatang. Tetapi ketika dilihat disamping rumah ternyata banyak belatung yang di duga mayat manusia. Warga kaget karena melihat adanya kain berwarna putih.
Menurut seorang sumber di TKP lainya, disamping rumah tersebut terdapat jalan setapak yang biasa digunakan warga untuk keluar maupun masuk ke dalam areal pemakaman.
Mayat tersebut diperkirakan meninggal tiga hari sebelum ditemukan. Ini dilihat dari kondisi mayat yang sudah mengeluarkan bau busuk.
Kejadiannya hari Selasa, 07 Juni 2011 di daerah Jeruju Pontianak. alkisah ada seorang Dukun Beranak yang terkenal sangat kikir dan pelit serta sering menghujat datangnya hujan dikarenakan bila hujan datang maka tidak ada pasien yang datang ke rumahnya. Sebut saja Nenek ( bukan nama sebenarnya ) seumuran 59 tahun yang berprofesi sebagai dukun beranak itu meninggal dunia. Konon ceritanya selain dia terkenal pelit/kikir, menghujat datangnya hujan juga sering melakukan aborsi. Sebelum meninggal si nenek tersebut berwasiat kepada keluarganya untuk dimakamkan disuatu tempat yang telah ditunjuknya bukan di pemakaman umum selayaknya orang yang dimakamkan di pemakaman umum.
Sore hari ketika acara pemakaman dilakukan tiba-tiba mayat si Nenek terlempar dari keranda mayat ketika sudah dekat dengan pemakaman umum. Kejadiannya di daerah Jeruju Pontianak dan anehnya mayat si nenek jatuhnya di selokan pinggir jalan raya. Ketika mau diangkat kembali untuk di makamkan pemakaman umum Jeruju yang sudah dipersiapkan liang kuburnya jenasah si Nenek dukun beranak tadi tidak bisa diangkat dari selokan. Berbagai upaya telah dilakukan termasuk mendatangkan tokoh spiritual dan paranormal akan tetapi mayat si Nenek tetap saja tidak bisa diangkat dari selokan.
Untuk mengurangi bau busuk dan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan misalnya penyebaran penyakit yang dibawa oleh si mayat maka atas keputusan dan kesepakatan bersama baik para takziah maupun keluarga duka maka si Nenek dukun beranak tersebut di timbun tanah di selokan tersebut meskipun dengan kedalaman seadanya selakan tersebut dan kondisi ala kadarnya. Sekilas setelah prosesi kejadian aneh yang sedang menimpa dari prosesi pemakan si Nenek dukun beranak tersebut maka para takziah membubarkan diri kembali kerumah masing-masing.
Keesokan harinya Rabu,08 Juni 2011 tiba-tiba masyarakat disekitar tempat si nenek yang dimakamkan diselokan tersebut digemparkan dengan muncuknya tangan mayat si Nenek yang menjulur keluar seakan minta tolong untuk ditarik dari selokan. Sepontan kejadian aneh tersebut menyedot perhatian para pengguna jalan Pontianak-Jeruju yang mengakibatkan kemacetan jalan. Kondisi tersebut memang bukannya dibiarkan oleh warga sekitar akan tetapi memang tidak bisa diapa-apakan lagi. Berita dengan cepat menyebar dari mulut-kemulut yang mengakibatkan semakin ramainya orang yang penasaran ingin menyaksikan kejadian yang terjadi.
Malam harinya warga disekitar tempat mayat si Nenek yang lengket dengan tanah di selokan tersebut menyatakan kalau mereka semua didatangi si Nenek sambil menagis terisak-isak dan meminta tolong untuk dimakamkan dengan layak. Berita terus menyebar yang mengakibatkan semakin ramainya jalan raya disekitar kejadian aneh tersebut yang berbondong bondong ingin melihat mayat yang gentayangan tersebut.
Keesokan harinya Kamis, 09 Juni 2011 mayat tersebut juga belum diapa-apakan mungkin menunggu dari pihak keluarga sendiri yang berupaya untuk memindahkannya. Sementara itu lalulintas jadi macet total dan warga bekerjasama dengan Lantas Balikpapn sibuk mengatur lalulintas dan mencarikan jalan alternatif untuk menembus arah Kakap. Mungkin semua ini kita semua telah diingatkan bahwa azab itu ada dan bisa langsung di perlihatkan kepada kita semua atas kehendak Tuhan Sang Pencipta agar kita bisa mengambil hikmah dibalik peristiwa yang terjadi.
Sekian dan kita nantikan kelanjutan ceritanya di esok hari nanti…
Ada foto mayatnya juga nih (klu suke nak sawan, jangan dibuka’ fotonye yeee….):


Foto Mayat Jeruju

PONTIANAK (9/6) – Pembelajaran bagi setiap orang yang menjalankan fardu kifayah. Sudah empat hari sejak Sabtu (4/6), warga dihebohkan oleh jenazah Pesah, 74, yang dikuburkan di tempat kurang layak di Jalan Kom Yos Sudarso sekitar Pasar Teratai, Jeruju.
Jenazah ibu yang meninggalkan empat orang anak warga Gang Pisang Berangan RT/RW 2/19 Kelurahan Sungai Jawi Luar ini dikuburkan di kubangan air bekas jalan masuk ke Tempat Pemakaman Muslim (TPM) Gang Kasturi, Pontianak Barat.
Posisi kubur belum sepenuhnya masuk ke komplek pekuburan, diapit dua bangunan ruko berjarak sekitar 20 meter dari kompleks kuburan seluas 45×50 meter persegi di lokasi tersebut.
Bekas jalan masuk ke TPM Gang Kasturi itu lebarnya sekitar 10 meter. Dulunya di jalan itu terdapat gertak (jembatan kecil) menuju lokasi pekuburan. Namun gertak tersebut sudah rusak tak bisa dilalui lagi. Sejumlah papan dan kayunya sudah dicabut dan rapuh.
Mengapa tak dikuburkan di lokasi semestinya? Padahal TPM itu masih bisa menampung banyak untuk jenazah yang hendak dikuburkan. Kondisi inilah yang menimbulkan berbagai macam spekulasi warga.
“Ada yang bilang saat mau dibawa ke dalam kompleks pekuburan, orang yang menggotong peti mati itu terpeleset. Peti mati langsung jatuh dan tidak bisa diangkat lagi,” kata Darmawati, warga Gang Pisang Raja, Jeruju kepada Equator kemarin (8/6).
Karena penasaran, Darmawati pun menyempatkan diri melihat kuburan tersebut. Terlebih dia juga mendengar informasi kalau yang meninggal itu masih satu Gang dengan tempatnya tinggal. “Setahu saya tidak ada yang meninggal di gang saya. Makanya saya lihat ke sini,” tuturnya.
Selain Darmawati, puluhan bahkan ratusan orang juga penasaran dengan kuburan tersebut. Mereka berduyun-duyun ke lokasi kubur yang berada di tepi Jalan Kom Yos Sudarso itu. Saking padatnya warga yang datang, jalan raya macet. Warga yang melintas juga ada yang penasaran dan menyempatkan diri melihat kuburan itu.
Sejumlah polisi lalu lintas berjaga di lokasi untuk mengatur kemacetan. Polisi bahkan memberikan imbauan kepada warga melalui pengeras suara untuk membubarkan diri. Namun rasa penasaran warga tak juga surut. Mereka datang silih berganti.
Bahkan ada seorang warga yang mencoba mencari keberadaan peti mati almarhum dengan menusuk-nusuk tanah di kubur itu menggunakan sepotong ranting kayu untuk memastikan peti jenazah. Namun beberapa orang sempat melarang karena berkaitan dengan adab.
Saat didekati, tercium bau tak sedap yang cukup menyengat. Pesah diketahui meninggal pada Jumat (3/6) sekitar pukul 17.00. Ia lahir di Sungai Kakap, 8 Juni 1937. Sebelum meninggal, almarhum tinggal di Gang Pisang Berangan.
Syahrun Achmad, Ketua RT/RW 01/06, Kelurahan Sungai Jawi Luar
mengungkapkan dirinya mendapatkan laporan ketika jenazah hendak dikuburkan. “Malam Sabtu saya didatangi pihak keluarga almarhumah. Mereka melapor akan menguburkan almarhumah di pemakaman sini (TPM Gang Kasturi, red),” kata Syahrun kepada Equator, kemarin.
Sesuai yang dijanjikan, Sabtu (4/6) sekitar pukul 10.00, Syahrun sudah menunggu di rumahnya di Gang Kasturi. Namun hingga siang, belum ada juga tanda-tanda almarhum akan dikubur.
“Siang hari baru saya dapat laporan kalau almarhum sudah dikubur di situ (bekas jalan masuk ke TPM Gang Kasturi,” ucap Syahrun.
Menurut Syahrun, sejak dua tahun terakhir, orang yang mau ke pekuburan tidak pernah lewat jalan itu lagi. Warga yang hendak ke pekuburan biasanya memutar lewat Gang Kasturi. “Rencana kita jalan itu akan kita usulkan ke pemerintah untuk dibangun lebih bagus lagi,” tuturnya.
Soal berita yang beredar dari mulut ke mulut bahwa peti mati almarhum jatuh dan tidak bisa diangkat, Syahrun menegaskan, berita itu tidak benar. “Memang mau dikuburkan di situ, dan sudah ada lubang yang digali. Tapi kalau saya tahu dari awal mau dikubur di situ, saya akan larang karena kita sudah putuskan agar daerah itu hanya untuk jalan, bukan untuk pekuburan,” katanya.
Syahrun berharap semua orang tidak menanggapi macam-macam soal peristiwa ini. Selaku Ketua RT, dirinya mengaku sudah berembuk dengan pihak keluarga terkait pemakaman almarhumah. Pihak RT menginginkan agar makam bisa dipindahkan ke kompleks pemakaman agar tidak lagi menjadi tontonan warga, sehingga tidak menimbulkan kemacetan di Jalan Kom Yos Sudarso.
“Kita sudah berembuk dengan pihak keluarga. Pihak keluarga mengusulkan pemakaman dipindahkan menunggu 100 hari (sekitar 3 bulan ke depan, red). Tapi kita harapkan agar pemakaman ini bisa dipindahkan secepatnya,” ujar Syahrun sembari mengatakan pihak keluarga sudah mewakilkan pembicaraan mengenai pemakaman itu kepada Musa Ujang, keponakan almarhumah.
Ini foto denah lokasi kuburannya (klik untuk memperbesar):
heboh mayat jeruju pontianak terjatuh di parit tidak bisa diangkat 4 hari di kubur di parit

Related Posts by Categories



Tidak ada komentar:

Posting Komentar